Sabtu, 23 November 2013

Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko JSA & RA (Job Safety Analysis & Risk Assessment)


Apa itu Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko (Job Safety Analysis & Risk Assessment) ??
Merupakan suatu program kerja yang didalamnya terdapat proses mengenali bahaya pada suatu pekerjaan, membuat identifikasi bahaya dan nilai dari resiko bahaya tersebut kemudian melakukan pengendalian terhadap resiko bahaya yang telah teridentifikasi.

Apa Tujuan Dilakukan Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko (Job Safety Analysis & Risk Assessment) ??

1.      Memantau resiko-resiko bahaya yang jarang diketahui atau beberapa resiko bahaya yang tidak dihiraukan dalam pekerjaan, padahal beresiko kecelakaan atau pada kesehatan.

2.      Menentukan cara laksana kedali bahaya dan mengurangi resiko kecelakaan.

3.      Acuan dalam menentukan APD (Alat Pelindung Diri) dan dasar pengajuan ke Manajemen.

4.      Tujuan akhir dari program ini adalah menurunkan angka kecelakaan kerja dan meningkatkan produktifitas.

5.      Mengidentifikasi, mengklarifikasi dan mengendalikan bahaya serta risiko dari setiap kegiatan operational dan produksi perusahaan, baik kegiatan rutin maupun non rutin.

6.      Menetapkan target dan program peningkatan kinerja K 3 berdasarkan hasil identifikasi bahaya dan penilaian Risiko .

Definisi :

1.      PENILAIAN RESIKO          : Adalah  keseluruhan proses dalam mengestimasi besarnya suatu risiko

2.      LIKELIHOOD ( Lh ) : Adalah KEMUNGKINAN terjadi suatu bahaya dari suatu aktivitas

3.      SEVERITY ( Sv )       : Adalah TINGKAT BAHAYA / KESERIUSAN yang ditimbulkan dari suatu aktivitas.

Metode Analisis Resiko

a.          Kualitatif

Metode ini menganalisa dan menilai suatu risiko dengan cara membandingkan terhadap suatu diskripsi/uraian dari parameter (peluang dan akibat) yang digunakan. Umumnya metode matriks dipakai

b.         Semi kuantitatif

Metode ini pada prinsipnya hampir sama dengan analisa kualitatif, perbedaannya pada metode ini uraian/deskripsi dari parameter yang ada dinyatakan dengan nilai/skore tertentu

c.          Kuantitatif

Metode ini dilakukan dengan menentukan nilai dari masing-masing parameter yang didapat dari hasil analisa data yang representative.  Analisa terhadap nilai peluang atau akibat dilakukan dengan beberapa metode seperti : analisa statistik, model komputer, simulasi, fault tree analysis, dll

Penanganan Resiko

Berdasarkan penilaian risiko kemudian ditentukan apakah risiko tersebut masih bisa diterima (acceptable risk) atau tidak (unacceptable risk) oleh suatu organisasi

-          Apabila risiko tersebut tidak bisa diterima maka organisasi harus menetapkan bagaimana risiko tersebut ditangani hingga tingkat dimana risikonya paling minimum/sekecil mungkin

-          Bila risiko mudah dapat diterima/tolerir maka organisasi perlu memastikan bahwa monitoring terus dilakukan terhadap risiko itu.

Penanganan Resiko Tidak Dapat Diterima

Bila suatu risiko tidak dapat diterima maka harus dilakukan upaya penanganan risiko agar tidak menimbulkan kecelakaan/ kerugian.Bentuk tindakan penanganan risiko dapat dilakukan sebagai berikut:

-          Hindari risiko
-          Kurangi/minimalkan risiko
-          Transfer risiko
-          Terima risiko

Penanganan Resiko Dapat Diterima

Menentukan suatu risiko dapat diterima akan tergantung kepada penilaian/ pertimbangan dari suatu organisasi berdasarkan:

-          Tindakan pengendalian yang telah ada
-          Sumber daya (finansial, SDM, fasilitas, dll)
-          Regulasi/standard yang berlaku
-          Rencana keadaan darurat
-          Catatan/data kecelakaan terdahulu, dll

Bagaimana Metode untuk melakukan Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko (Job Safety Analysis & Risk Assessment)??

1. Tentukan pekerjaan yang akan diperiksa potensi bahayanya.

- Pekerjaan yang memerlukan JSA&RA adalah pekerjaan yang potensi bahaya yang berdampak pada kecelakaan kerja
- Merupakan pekerjaan baru dengan potensi bahaya untuk terjadi kecelakaan kerja
- Pekerjaan lama dengan alat-alat baru sehingga menimbulkan perubahan pada langkah kerja.

2. Pecahkan pekerjaan menjadi langkah-langkah kerja

- Menetapkan langkah-langkah kerja sederhana yang akan dilaksanakan.
- Batasi secara umum langkah-langkah kerja tersebut, misal : maksimal 10 langkah kerja

3. Tentukan tahap kerja kritis

Tahap kerja kritis adalah tahap kerja dimana pada tahap tersebut dinilai memiliki potensi bahaya yang berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja.

4. Kenali sumber bahaya

- Sumber bahaya mekanik : Putaran mesin, angkat-angkut, roda gigi, rantai, beban, handling,dll.
- Sumber bahaya fisik&kimia : Listrik, Tekanan, Vibrasi, Suhu, Kebisingan, bahan kimiadll.
- Pertimbangkan cidera akibat Jatuh, Ledakan, Paparan gas/kimia, asap, regangan otot, dll.
- Pertimbangkan lingkungan kerja, peralatan, rekan kerja.
- pertimbangkan kemungkinan personil yang dapat cidera yaitu pelaksana kerja tersebut atau rekan kerja.

5. Pengendalian

Tentukan tindakan pengendalian bahaya berdasarkan hirarki pengendalian atau biasa disebut urutan langkah pengendalian. antara lain :
- Rekayasa teknik yaitu melakukan pengamanan terhadap mesin yang dinilai memiliki bahaya berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja.
- Administratif yaitu memberikan pelatihan dan sertifikasi, Briefing K3, rotasi kerja, dll.
- Evaluasi cara kerjanya
- Berikan Alat Pelindung diri

6. Pencatatan

- Urutkan langkah kerja
- Jelaskan langkah kerja
- Pengendalian
- Dokumentasikan JSA&RA pada formulir.

7. Komukasikan

Sosialisasikan kepada pelaksana pekerjaan

8. Tinjau Ulang

Lakukan peninjauan ulang JSA apabila terjadi hal-hal berikut :
- Saat pekerjaan selesai
- Ada sumber bahaya lain teridentifikasi
- Ada metode pekerjaan yang berubah

Dari langkah-langkah tersebut sudah bisa dilaksanakan sebuah program JSA&RA idealnya pembuatan JSA&RA dapat dibentuk tim  antara lain :

1. Atasan dari pelaksana pekerjaan
2. perwakilan pekerja yang melakukan pekerjaan
           
     Tiga pertanyaan dasar untuk identifikasi bahaya :

1.       Apakah ada sumber bahaya ( celaka ).
2.       Siapa dan apa yang dapat celaka.
3.       Bagaimana dapat terjadi.
          
      Cara Melakukan Identifikasi bahaya :

1.       Mengidentifikasi seluruh proses / area yang ada dalam kegiatan.
2.    Menhgidentifikasi sebanyak mungkin aspek K – 3 pada setiap proses / area yang telah diidentifikasi sebelumnya.
3.       Identifikasi K – 3 dilakukan pada suatu proses kerja, baik pada kondisi Normal, Abnormal, 

Emergency dan Maintenance.

Contoh aspek K – 3                      Contoh dampak K – 3
-  Ceceran oli                           > Terpeleset
-  Limbah padat                       > Kontaminasi tanah
-  Debu                                      > Pencemaran air
-  Bau                                         > Pencemaran udara
-  Minyak                                  > Kebakaran
-  Bising                                     > Penurunan pendengaran
-  Getaran                                 > Tersengat listrik

Pengendalian K – 3 Terhadap Kegiatan Yang Telah Didentifikasi :

1.       No control                     -> belum ada pengendalian K-3
2.       Engineering control     -> Pengendalian dengan engineering
3.       Procedures / W I          -> Pengendalian dengan prosedur ( work instruction )
4.       Skill training   -> Pengendalian dengan memberi pelatihan
5.       Special rules / permit  ->Pengendalian dengan ijin khusus
6.       APD -> pengendalian dengan PPE ( personal Protect equipment )

Kategori Besarnya Bahaya:

Untuk membantu proses identifikasi bahaya dapat dikategorikan sbb :
1.       Mechanical
2.       Electrical
3.       Radiation
4.       Chemical
5.       Fire and explosion.

Daftar Potensi Bahaya :

1.       Terpeleset
2.       Jatuh dari ketinggian
3.       Kejatuhan benda asing
4.       Ruang untuk kepala yang kurang
5.       Bahaya dari mesin
6.       Bahaya dari kendaraan
7.       Kebakaran dan ledakan
8.       Zat yang terhirup
9.       Zat yang mencederai mata
10.    Zat yang melukai kulit
11.    Bahaya listrik
12.       Radiasi Getaran
13.    Bising
14.    Pencahayaan
15.    Lingkungan Panas / dingin
16.    Kegiatan kontraktor
17.    Huru hara.

Kunci Mengidentifikasi Resiko :

1.       Apakah diperlukan penelitian mendalam pada resiko tertentu.
2.       Apakah lingkup penelitian
3.       Apakah sumber yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian
4.       Apakah yang diperoleh dapat dipercaya

Unsur kegiatan, produksi, jasa sebuah organisasi yang dapat berinteraksi dengan lingkungan.

Kategori Penilaian Bahaya Dan Resiko

Resiko : adalah kombinasi dari kecenderungan / peluang dan tingkat keparahan suatu potensi bahaya.
RISK   = Probility x Severity

Kemungkinan terjadi ( Likelihood  / Probility )

1.       Rare                   : Kemungkinan terjadinya bahaya sangat kecil ( pada keadaan luar biasa )
2.       Unlikeky           : Biasa tidak terjadi namun kemungkinan terjadi tetap ada.
3.       Possible             : Kemungkinan terjadi bahaya kecil atau merupakan kebetulan
4.       Likely                : Kemungkinan terjadin bahaya pada keadaan tertentu
5.       Almost certain   : Sangat mungkin terjadi bahaya

Keseriusan terjadi ( Consequences / Saverity )

1.          Insignificant               : Cedera hanya memerlukan pengobatan P3K.
2.          Minor                         : Cedera memerlukan perawatan medis, tetapi tetap masuk kerja .
3.          Moderate                    : Cedera memerlukan perawatan medis, tetapi tidak dapat masuk kerja.
4.          Major                          : Cedera yang SERIUS ( mengakibatkan cacat anggota atau  sebagian  anggota tubuh)
5.       Catastrophic                  : Menimbulkan KORBAN JIWA
       
  Kategori tingkat Resiko ( tingkat bahaya /Risk Level )

1.       Negligible                      : Tidak memerlukan tindakan khusus( diabaikan )
2.       Low Risk                      : Pemantauan untuk memastikan tindakan pengendalian telah berjalan dengan baik.
3.         Moderatete                  : Perlu perhatian den tambahan prosedure / WI.
4.         High Risk                    : Perlu mendapat perhatian pihak tertentu untuk perbaikan.
5.         Extreme                       : Perlu segera dilakukan tindakan perbaikan.

Hirarki Pengendalian K3

1.         Eliminasi , Menghilangkan suatu bahan/tahapan proses berbahaya

2.         Substitusi
-          Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk pasta
-          Proses menyapu diganti dengan vakum
-          Bahan solvent diganti dengan bahan deterjen
-          Proses pengecatan spray diganti dengan pencelupan

3.         Rekayasa Teknik
-          Pemasangan alat pelindung mesin (mechin guarding)
-          Pemasangan general dan local ventilation
-          Pemasangan alat sensor otomatis

4.         Pengendalian Administratif
-          Pemisahan lokasi
-          Pergantian shift kerja
-          Pembentukan sistem kerja
-          Pelatihan karyawan

5.         Alat Pelindung Diri
-          Helmet
-          Safety Shoes
-          Ear plug/muff
-          Safety goggles

Pemantauan dan Tinjauan Ulang

Setelah rencana tindakan pengendalian risiko dilakukan maka selanjutnya perlu dipantau dan ditinjau ulang apakah tindakan tersebut sudah efektif atau belumBentuk pemantauan antara lain:

-          Inspeksi
-          Pemantauan lingkungan/kondisi
-          Audit

Sumber Bahaya

-          Perubahan
-          Produk
-          Material dan karakteristiknya
-          Proses dan prosedur kerja
-          Peralatan dan teknologi
-          Personel
-          Tempat dan lokasi kerja
-          Lingkungan alam, kondisi cuaca

Pihak luar atau pihak terkait (klien, kontraktor, tetangga, tamu, masyarakat, dll.)

Sumber                        :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar